Kamis, 12 Januari 2012
Share potongan ceritanya Manusia Setengah Salmonnya Raditya Dika
Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. Kita hidup di antaranya.
Seorang teman pernah cerita, terakhir kalo dia kumpul-kumpul sama temannya, dia merasa out of place. Teman-temannya membawa kereta dorong berisi bayi. Sementara teman gue ini, dia masih single dan belum punya pacar. Teman-temannya yang lain pada ngomongin cara merawat anak dan popok apa yang pas, sedangkan dia seumur hidup belum pernah megang popok.
Seorang teman lain baru lulus kuliah, dan bapaknya yang sudah tua sering sakit-sakitan. Kerjaan dia sekarang, selain bekerja dari rumah, adalah melakukan baby sitting, nungguin bapaknya di rumah, ngurusin bapaknya mulai dari obat sampai menemani di kamar waktu malam hingga sang bapak bisa tertidur. Dia bilang,'Dulu gue yang diurusin, sekarang gue yang ngurusin Bokap.' Peran yang dulu dilakukan oleh bokapnya ke dirinya, sekarang menjadi terbalik.
Pindah juga bisa menyangkut urusan hati.
Seorang teman lain mentraktir gue baru-baru ini karena mampu melupakan mantan pacarnya. Ini adalah perjuangan luar biasa bagi dia yang hampir selama 2 tahun belakangan masih terus dibayang-bayangi mantan yang meninggal terlalu cepat.
Tidak hanya hal tadi. Kalau mau dipikir-pikir, bagian-bagian di dalam tubuh kita juga pindah. Gerakan peristaltik ketika menelan makanan membuat sarapan pindah dari mulut ke kerongkong dan akhirnya menuju lambung. Sel darah merah berpindah sejak mulai dimpompa jantung hingga menyebar ke seluruh bagian tubuh. Bakteri di dalam sistem pencernaan pindah dari usus kecil ke usus besar.
Benda mati juga berpindah-pindah. Mobil pindah setiap hari, debu-debu kecil di rumah terbang ketika ada angin, bahkan dalam skala yang paling kecil elektron berpindah-pindah, berputar mengelilingi proton dan neutron dalam sebuah atom.
Dan...,foto mesra sepasang kekasih bisa pindah dari pigura ke tempat sampah sehabis mereka putus.
Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Setiap kali gue ke airport untuk kerja keluar kota, gue selalu melihat orang-orang yang hendak pergi berpelukan dengan keluarga atau pacarnya di depan pintu masuk. Kepindahan mereka membuat orang-orang terdekatnya sedih.
Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berpikir ini adalah perpisahan sehingga merasa sedih melepas hal-hal yang diakrabi, halhal yang selama ini membuat kita senang dan nyaman, Akhirnya melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Apakah akan sama enaknya? Apakah akan sama menyenangkan? Apakah akan lebih baik?
Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak hanya bertahan di tempat yang sama, Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan, Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati di tengah jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya.
Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah.
Rangkaian kata yang penuh makna.
JEMPOL deh...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar